Posts

Showing posts from June, 2020

Suami Takut Istri

Image
Dalam membangun dan mengarungi bahtera rumah tangga, seorang suami dan atau istri harus saling memahami kelebihan dan kekurangan. Saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing. Suami tidak perlu takut istri. Sebaliknya, istri tak perlu sewenang-wenang. Istri tak perlu menginterogasi aktivitas pasangannya. Suami hanya keluar seperlunya, tak berlebihan beraktivitas, apalagi jadi kaum rebahan di luar rumah. Jika hal tersebut bisa diterapkan, alangkah indah kondisi setiap rumah tangga. Pasangan muda penuh semangat dalam menumbuhkan kelayakan ekonomi. Kemudian penuh kasih saying merawat anak-anak yang lucu. Merawat keceriaan sembari menempuh sekolah terbaik demi tumbuhnya generasi masa depan yang cerah. Indahnya rumah tangga, akan meningkatkan angka kebahagiaan warga negara. Tentu ini bukan sesuatu yang lebay. Kendati demikian, pada faktanya banyak terjadi cerita sedih hingga kisah yang membuat terpingkal-pingkal menertawakan keadaan. Keadaan teman atau bahkan keadaan diri sendiri. Seo

Andai Jadi Kades

Image
Menganggap informasi dan data tentang penyebaran Covid-19 di Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, secara umum masih cukup sulit. Tetapi sebagai sumber kecemasan, cukup berdampak pada seluruh sektor kehidupan dan lapisan masyarakat.  Pemerintah pusat, sepertinya ingin menahan laju kecemasan dengan menghadirkan juru bicara yang berbeda, yaitu seorang dokter perempuan yang terlihat segar di layar televisi atau platform lain. Meski secara statistik masih menunjukkan angka yang terus naik. Bahkan kini terbesar di Asia Tenggara.   Kebijakan-kebijakan dalam mencegah dan menangani wabah ini sepertinya tak kalah dahsyat dalam memberikan efek kejut. Kegiatan social ekonomi berjalan paradoks. Hotel dan rumah makan sunyi sepi, tapi sarden di industri pengemasan ikan sepanjang pantura jawa langka. Arus transportasi melandai, harga bahan bakar bergerak di tempat. Dunia pendidikan tak kalah heboh. Pelajaran daring digalakkan, akses sinyal dan jaringan internet belum memadai. Bahkan di pulau Jaw

Usaha Baru

Image
Penyebaran virus secara angka yang disuguhkan pemerintah terus melonjak dan membuat stress bagi warga yang memikirkannya. Grafik statistiknya sudah melampaui ubun-ubun. Begitu pula di Jawa Timur ini. Berita tentang keluarga serumah semua terinfeksi corona, sudah bermunculan di Bojonegoro. Termasuk bayi kisaran usia setahun. Merisaukan nalar kemanusiaan. Pekerja mulai jadi pengangguran akibat kebijakan bekerja di rumah. Pengangguran tetap menganggur. Inilah momentum, antara pekerja dan pengangguran sama-sama menganggur. Entah baik, entah momentum buruk. Tapi yang pasti, kegelisahan sudah bertemu kegelisahan. Menjadi bola salju kerisauan massal.  Tabungan menipis, cadangan beras berangsur habis. Daya beli merosot. Hotel, restoran dan warung makan tutup. Ketergantungan anak-anak terhadap telepon seluler (Ponsel) dan internet semakin tak terkendali. Industri kolaps, kecuali sembako, seperti industri minyak goreng, gula, kecap dan beras kemasan. Bola saljunya disimpulkan pakar ekonomi dalam

Dilema Pak RT

Image
Struktur negara paling ujung adalah Rukun Tetangga (RT). Namanya begitu beken hingga sering dijadikan tokoh dalam serial televisi, Pak RT. Pejabat sejuta tugas, segunung resiko, secuil debu penghargaan. Insentif yang diberikan Pemerintah Desa, rata-rata pada kisaran Rp100 Ribu per bulan. Itupun diberikan dalam kurun waktu tak menentu.       Pada masa wabah ini, Pak RT mendapat ujian berupa tugas super keren. Saking penuh resikonya hingga menjadi sorotan setiap mata dan kamera ponsel. Keren kan?. Tugas itu adalah mendata penerima bantuan Jaminan Sosial di sekitar rumahnya.       Sebenarnya dia tahu betul isi dapur setiap rumah dibawah teritorinya. Tapi tugas tetap dilaksanakan dengan mengetuk satu pintu ke pintu yang lain, termasuk rumah orang yang lebih kaya darinya namun tetap meminta dijadikan penerima bantuan tersebut.       Drama demi drama dihadapi dengan penuh keteguhan, hingga pada akhirnya data yang disetorkan dibahas di Balai Desa. Pak RT menjadi bahan perundungan, tidak han